Jakarta, 14 November 2020 – Kementerian Perdagangan berupaya memenuhi kebutuhan informasi industri kayu ringan dalam negeri terhadap perkembangan inovasi dengan menyelenggarakan Indonesian Lightwood Cooperation Forum (ILCF) ke-5 pada hari Kamis, (12/11). Dengan berbekal informasi yang mencukupi dan kualitas kayu yang sangat baik, diharapkan para pelaku usaha kayu ringan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan produk kayu berkelanjutan dalam rantai nilai global.
Forum yang digelar secara virtual ini merupakan rangkaian kegiatan Trade Expo Indonesia–Virtual Event (TEI-VE) ke-35. Acara diikuti 183 peserta yang berasal dari pelaku usaha, asosiasi, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Hadir sebagai narasumber Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan, Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Noer Adi Wardojo, Tenaga Ahli Sumber dan Pasar Import Promotion Desk (IPD) Jerman Frank Maul, Tenaga Ahli Kayu Teknis Klaus Goecke, General Manager Asia Tenggara Haring Timber Technology Laurent Corpataux, Direktur Eksekutif Fairventures Worldwide Johannes Schwegler, Rektor Instiper Yogyakarta Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng, serta Sekjen Indonesian Light Wood Association (ILWA) Setyo Wisnu Broto.
“Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus memberikan perhatian terhadap industri kayu ringan. Melalui kayu ringan, Indonesia dapat mengubah citra sebagai penghasil produk kayu tropis menjadi sumber produk kayu yang inovatif dan berkelanjutan,” terang Dirjen PEN Kasan dalam sambutannya.
Menurut Kasan, pemerintah juga terus berupaya agar Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) Indonesia dapat lebih diterima di pasar Eropa. Sehingga, produk kayu Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dibanding produk negara lain. SVLK sendiri merupakan salah satu komitmen Indonesia dalam mendukung perdagangan yang berkelanjutan.
Perhatian dunia terhadap isu lingkungan mendorong dunia usaha untuk berubah dalam menjalankan bisnisnya. Perkembangan gagasan atas perdagangan berkelanjutan dipandang sebagai peran penting dalam mencapai agenda 2030 untuk pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Namun, tekanan ekonomi dan perdagangan global yang diakibatkan pandemi dapat meningkatkan risiko praktik perdagangan yang tidak berkelanjutan. Sehingga, dalam upaya untuk pulih secara ekonomi dari pandemi, terdapat potensi negara-negara mengurangi fokus pada komitmen mereka terhadap produksi kayu yang legal dan berkelanjutan.
Menurut Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan, kayu ringan dapat menjadi solusi dalam mendukung produksi hasil kayu yang berkelanjutan di Indonesia. “Sebagai negara dimana kayu seperti sengon dan jabon berlimpah, Indonesia merupakan salah satu lumbung kayu ringan terbesar di dunia. Kedua jenis kayu tersebut mulai banyak digunakan sebagai furnitur bahkan bahan konstruksi,” ungkap Marolop.
Laurent Corpataux menyampaikan, sektor konstruksi menghasilkan cukup banyak emisi karbon, yaitu sebanyak hampir 40 persen. Untuk itu, diperlukan transformasi pada sektor pembangunan dan konstruksi.
“Konstruksi dari kayu telah menjadi tren sekaligus menjadi solusi penyerapan emisi karbon tersebut. Melihat hal ini, kayu ringan seperti jenis kayu sengon asal Indonesia memiliki peluang yang sangat baik untuk digunakan pada sektor konstruksi dari kayu,” jelas Laurent.
Melalui jenis kayu ringan seperti sengon dan jabon, masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi. Namun, agar kayu yang dihasilkan memenuhi standar serta mencukupi kebutuhan bahan baku, masyarakat perlu diberikan pendampingan, mulai dari tahap pembibitan hingga tahap panen.
Semangat para pelaku industri kayu ringan untuk terus mempromosikan kayu ringan Indonesia juga dilakukan dengan berpartisipasi dalam TEI-VE tahun ini. Paviliun Indonesia ILWA di Hall 7 dapat dikunjungi dengan mendaftar terlebih dahulu pada laman www.tradexpoindonesia.com.
“Kami berharap berbagai upaya dilakukan dapat menstimulasi gairah industri kayu ringan dalam negeri untuk merebut peluang pasar di seluruh dunia, termasuk Eropa, dan akan berkembang lebih baik lagi setelah pandemi Covid-19 ini berakhir,” pungkas Marolop.
Sumber : Siaran Pers Kemendag
Informasi lebih lanjut hubungi:
Ari Satria
Kepala Biro Humas Kementerian Perdagangan
Email: pusathumas@kemendag.go.id