Jakarta (PHU) — Pemerintah Saudi Arabia sampai saat ini belum juga memutuskan untuk membuka kembali penyelenggaraan ibadah umrah sejak diberhentikannya sementra ibadah umrah sejak 27 Februari lalu karena pandemi Covid19.
Akibat dihentikannya penyelenggaraan ibadah umrah tersebut, banyak jemaah umrah khususnya dari Indonesia yang tertunda keberangkatannya.
Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama M. Arfi Hatim menegaskan akan memprioritaskan jemaah umrah tersebut. Ia menyebut ada 3 (tiga) kategori yang akan diprioritaskan berangkat jika Pemerintah Saudi membuka umrah.
“Ada tiga kategori yang akan diprioritaskan berangkat jika Saudi membuka (Umrah),” tegas Arfi dalam diskusi “Menatap Umrah 1442H” yang digagas Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia (FKAPHI) Provinsi Banten. Jumat (14/08).
Kategori pertama adalah jemaah umrah yang tertahan keberangkatannya saat berada di Bandara Indonesia. “Kategori pertama adalah mereka yang tertahan keberangkatannya saat berada di Bandara Soetta, Surabaya, Makassar dan sebagainya yang akan take off ke Arab Saudi,” kata Arfi.
Kategori kedua adalah jamaah yang tertahan dinegara-negara transit seperti Malaysia, Singapura, Dubai, Oman dan sebagainya.
Serta kategori ketiga adalah jemaah umrah yang sudah mempunyai jadwal keberangkatan. “Kategori kedua adalah jemaah yang tertahan dinegara-negara transit dan kategori ketiga adalah jemaah yang sudah memiliki jadwal keberangkatan,” jelasnya.
Sampai saat ini, kata Arfi, belum ada kepastian dari Pemerintah Arab Saudi kapan dibukanya kembali ibadah umrah. Ia berharap kepada Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) untuk tidak menawarkan paket layanan umrahnya sampai ada kepastian dari Arab saudi.
“Kita masih menunggu kepastian dari Saudi, saya harap PPIU tidak menawarkan dahulu paket layanan umrahnya,” tegasnya.
Diskusi ini turut dihadiri Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Banten, Kepala Kemenag Kota Serang FKPHI Banten, DPW Asita Banten, serta PPIU se Banten.