Peringatan ancaman krisis pangan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, Food and Agriculture Organization (FAO) menyusul situasi pandemi yang melanda dunia saat ini menggugah kita untuk siaga mengantisipasi. Kebutuhan pangan nasional merupakan aspek yang sangat mendasar bagi ketahanan nasional Bangsa Indonesia, terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Hutan adalah sistem penopang kehidupan (life supporting system). Sementara itu, lebih dari 25 ribu desa berada di dalam dan sekitar kawasan hutan, dengan masyarakat petani yang tinggal di dalamnya yang identik dengan kantung kemiskinan, potensi ketidakstabilan, disintegrasi bangsa, dan pada akhirnya terkait erat dengan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Kondisi inilah yang mendasari pilihan tema Dies ke-57 Fakultas Kehutanan “Dukungan Sektor Kehutanan untuk Kedaulatan Pangan Nasional” dengan menghadirkan Menteri Pertahanan RI untuk menyampaikan Pidato Dies.
Dies Natalis Fakultas Kehutanan UGM diwujudkan dalam satu rangkaian acara sepanjang bulan Agustus – Oktober 2020 yaitu Tumpengan sebagai bentuk rasa syukur, seri Webinar Ketahanan Pangan sebanyak 6 seri dengan tema 1) Ketahanan Pangan dan Hutan ” Transformasi Pengelolaan Hutan Menjelang Indonesia Maju di 2024; 2) Kontribusi Paradigma Perhutanan Sosial untuk Kedaulatan Pangan Indonesia; 3) Strategi Rehabilitas Lahan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional; 4) Mozaik Lanskap Berkelanjutan: Titik Temu Antara Deforestasi, Ketahanan Pangan dan Lingkungan Hidup; 5) Politik di Balik Sawit Berkelanjutan: Antara Pasar, Pangan dan Hutan; 6) Prospek Lahan Gambut sebagai Penyedia Kebutuhan Serat alam dan Pangan Nasional, Talk Show dan Seminar Hasil Penelitian “Research Update Kehutanan 2020, berbagai lomba termasuk lomba menyanyi virtual “Mars Rimbawan” sebagai wujud kekompakan alumni.
Puncak dari rangkaian acara tersebut adalah Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-57 Fakultas Kehutanan UGM yang diselenggarakan secara luring dan daring pada Jumat, 23 Oktober 2020, pukul 08.30 sampai dengan 10.30 WIB bertempat di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM. Pada Rapat Senat Terbuka hari ini, Dekan Fakultas Kehutanan Dr. Budiadi menyampaikan Laporan Tahunan Fakultas Kehutanan UGM sebagai bukti kinerja Tridarma Perguruan Tinggi di Fakultas Kehutanan UGM.
Pidato Dies Natalis disampaikan oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dengan Judul “Dukungan Sektor Kehutanan untuk Kedaulatan Pangan Nasional”. Pidato Dies disampaikan secara virtual dalam bentuk rekaman video karena pada kesempatan hari ini Menteri Pertahanan berada di luar negeri dalam rangka tugas negara. Menteri Pertahanan RI menyampaikan bahwa sektor kehutanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional. Upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan mewujudkan ketahanan pangan (food security), kemandirian pangan (food resilience) terutama kedaulatan pangan (food sovereignty) harus menjadi tekad bersama untuk mewujudkannya. Kita tidak ingin negara kita goyah karena kelangkaan pangan. Kedaulatan pangan nasional harus didukung oleh semua pihak, didukung semua program terkait, didukung oleh sumber daya lahan yang cukup, sumberdaya manusia yang tangguh serta dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai penutup Menteri Pertahanan menyatakan bahwa Rimbawan adalah Pahlawan Bangsa, pahlawan lingkungan, pahlawan kehidupan sekaligus pahlawan pangan sebagaimana lirik Mars Rimbawan yang terus mengobarkan semangat : “Meski sepi hidup kita, Jauh di tengah rimba, Tapi kita gembira sebabnya kita bekerja, Untuk nusa dan bangsa”.
Pada kesempatan ini, hadir secara virtual Presiden RI Ir. H. Joko Widodo yang merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM. Dalam arahannya presiden menyapaikan apresisasi kepada Fakultas Kehutanan yang menghasilkan banyak alumni yang “iso lan gelem kerjo” serta mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Slogan iso lan gelem kerjo adalah wujud semangat dan tekad Fakultas Kehutanan dan para Alumni untuk selalu bersungguh-sungguh di setiap medan pengabdian. Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa ilmu kehutanan memiliki posisi sentral dalam mengelola hubungan antara masyarakat dan alam, khususnya antara masyarakat dan hutan.
Evolusi hubungan tersebut telah melewati fase pertama antara masyarakat tradisional dengan hutan dimana hutan menjadi penyedia kebutuhan dasar masyarakat hutan di sekitarnya. Kedua pada masyarakat agraris, hutan sebagai perluasan area bagi kegiatan pertanian dan peternakan. Ketiga pada masyarakat industri hutan menjadi bahan baku industri. Keempat, pada masyarakat paska industri hutan menjadi basis pelayanan masyarakat terutama air bersih, oksigen dan biodiversitas. Kita saat ini dalam posisi tarik menarik antara konsep agraris, industri dan paska industri. Fakultas kehutanan ditantang untuk mampu mengembangkan inovasi di era disrupsi dan membajak disrupsi untuk lompatan kemajuan kehutanan Indonesia.
Sumber : Press Realese Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-57 Fakultas Kehutanan UGM