Jakarta (Kemenag) — Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengakui kondisi pandemi berdampak kepada seluruh sendi kehidupan masyarakat, termasuk penyelenggaraan haji dan umrah. Hal ini tentu memberi dampak bagi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Karenanya, inovasi dan ide cemerlang pun dibutuhkan untuk menyiasati hal tersebut.
Misalnya, PPIU dan PIHK dapat membuat paket Wisata Halal Nusantara. Dalam paket ini, dipadukan wisata nusantara dengan wisata kuliner halal di berbagai daerah di Indonesia. Makanan khas dari masing-masing daerah dapat dijadikan sebagai rangkaian destinasi wisata selain alam dan budaya yang ada di daerah tersebut.
Hal ini disampaikan Menag saat membuka GAPHURA (Gabungan Perusahaan Haji dan Umrah Nusantara) Webinar Series sekaligus menjadi keynote speaker, di Jakarta. “Inovasi dan ide-ide cemerlang dari semua pihak sangat dibutuhkan dalam bersama-sama keluar dari permasalahan ini,” ujar Menag, Rabu (21/07/2021).
Ide memadukan paket wisata nusantara tersebut dengan wisata kuliner halal dilontarkan Menag dengan memaparkan sejumlah data. Menurutnya, pada masa sebelum pandemi Tahun 2019 yang lalu, Indonesia telah menduduki peringkat pertama wisata muslim dalam penilaian Global Muslim Travel Index (GMTI) mengalahkan Malaysia.
“Bahkan di tahun-tahun tersebut, wisata muslim tumbuh berkembang sebanyak 27% per tahun, jauh diatas perkembangan wisatawan dunia yang hanya 6,4% per tahun,” katanya.
Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2019 sebelum pandemi yang lalu, tidak kurang dari 16 juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia dari berbagai negara.
Wisatawan terbanyak secara berturut-turut adalah dari Tiongkok, Asia Tenggara, Timur Tengah, Jepang, Eropa, dan Australia. Ia mengakui, angka tersebut turun drastis akibat larangan penerbangan pada beberapa negara karena peningkatan pandemi secara global.
“Namun penggambaran statistik tersebut dapat memberikan secercah harapan kepada kita semua di tengah-tengah kesulitan saat ini, bahwa masih ada potensi untuk membuat paket wisata religi dengan mendatangi dan menziarahi tempat-tempat peninggalan sejarah muslim nusantara, ” ujar Menag.
Memadukan paket wisata nusantara dengan wisata kuliner halal, diharapkan Menag juga dapat berkontribusi membangun pariwisata lokal di tengah pandemi. “Hal ini juga akan memberikan dampak kepada para pengusaha kuliner lokal untuk bersinergi tumbuh dan berkembang memajukan wisata dan berdampak langsung terhadap meningkatnya perekonomian nasional,” papar Menag.
“Inovasi-inovasi di masa pandemi inilah yang harus kita upayakan dalam rangka berjuang kembali menyelamatkan roda perusahaan. Mudah-mudahan apa yang akan kita hasilkan dari seluruh chapter webinar ini, dapat direalisasikan dan ditindaklanjuti secara serius oleh kita semua,” tandas Menag.
Selain perusahaan yang tergabung dalam GAPHURA, webinar ini juga dihadiri secara daring oleh Ketua Umum GAPHURA, Plt Dirjen PHU Khoirizi, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali dan peserta lainnya.
Dalam webinar tersebut, Menag juga mengapresiasi Gabungan Perusahaan Haji dan Umrah Nusantara (GAPHURA) yang terus berinovasi dan mencari jalan keluar di tengah pandemi Covid-19 melanda negeri.
“Dalam masa kesulitan ini, saya berterima kasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Asosiasi Gaphura yang berpikir mencari jalan keluar dari keterpurukan,” ujar Menag.