Dilansir dari publikasi di website https://www.cifor.org/knowledge/publication/7783
Saat dunia menjadi saksi atas sejumlah tantangan terberat umat manusia, kami memindahkan persneling dari “mendesak” menjadi “darurat” – dari krisis iklim ke degradasi bentang alam, ke kebakaran hutan dan saat ini menjadi pandemi global. Namun kita juga menyaksikan terbangunnya momentum bagi solusi yang menempatkan hutan pada garis terdepan, termasuk deklarasi PBB untuk Dekade Restorasi Ekologi 2021—2030, pembahasan berbagai solusi berbasis alam, dan pengakuan atas masyarakat sekitar hutan dan masyarakat adat sebagai pengelola lahan terbaik untuk konservasi hutan.
Bukti ilmiah adalah salah satu alat terbaik yang dimiliki dunia untuk mengatasi berbagai krisis global yang saling terhubung. Bergabungnya Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan World Agroforestry (ICRAF) – menyiapkan platform bagi semakin banyak bukti dan solusi untuk memperbaiki kehidupan manusia, membantu melestarikan dan memulihkan ekosistem yang mendukung manusia dan alam, serta menjawab krisis iklim global. Para ilmuwan kami mengembangkan ilmu pengetahuan yang sangat penting tentang restorasi bentang alam hutan, pangan alam liar dan legalitas kayu di Zambia dan Republik Demokratik Kongo, serta kebakaran lahan gambut, bahan bakar nabati, kelapa sawit dan ‘karbon biru’ lahan basah di Indonesia – dengan dampak kebijakan yang nyata di Asia Tenggara dari 10 tahun penelitian perhutanan sosial beserta pelibatannya. Studi Komparatif Global (GCS) yang saat ini sedang berlangsung – GCS REDD+ dan GCS Tenurial – terus menghadirkan ilmu pengetahuan kepada para pembuat kebijakan di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Sejumlah penelitian tentang gender mengkaji beragam topik, dan kami berduka atas meninggalnya seorang ilmuwan utama dan pimpinan simpul Nairobi, Esther Mwangi, yang warisan pencapaiannya untuk gender dan hak-hak atas lahan tidak akan dilupakan.
Forum Bentang Alam Global (GLF) meluncurkan sebuah platform komunitas baru GLFx, dan sebuah Pusat Siaran Digital yang mutakhir di kantor GLF di Bonn. Sekretariat GLF menjadi tempat dihelatnya berbagai konferensi dan acara terdepan pada era digital ini. Acara-acara digital tersebut disiarkan secara global, mengurangi jejak karbon para peserta dan organisasi mitra. Acara utama di Kyoto, Bonn, New York, Accra dan Luksemburg dihadiri secara langsung oleh lebih dari 3.000 peserta, dengan 65 juta peserta lain bergabung melalui media sosial dan liputan dari berbagai saluran berita utama seperti BBC dan The Globe and Mail. Pada Kasus Investasi GLF yang diselenggarakan oleh Pemerintah Luksemburg pada bulan November, hampir 500 pemimpin berbagai lembaga pendanaan berkelanjutan termasuk BNP Paribas, Bank Investasi Eropa dan Bank Rabo bekerja untuk memudahkan proses penyaluran investasi ke dalam proyek-proyek bentang alam dan rantai pasok berkelanjutan.
CIFOR-ICRAF melalui Program Penelitian CGIAR tentang Hutan, Pohon dan Wanatani serta Forum Bentang Alam Global akan terus menyediakan data dan bukti yang sangat penting dalam upaya-upaya membangun hutan, sistem wanatani dan bentang alam yang tangguh untuk sebuah planet yang adil dan berkelanjutan.
Sila kunjungi laman dibawah ini untuk mengunduhnya:
https://www.cifor.org/publications/pdf_files/AReports/AR2019/AR2019ID.pdf